NUNUKAN – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Nunukan terus menunjukkan kepeduliannya terhadap korban kebakaran besar yang melanda kawasan Pasar Mansalong, Kecamatan Lumbis Ogong, beberapa waktu lalu.
Musibah yang terjadi di salah satu pusat aktivitas ekonomi masyarakat itu menghanguskan sedikitnya 51 rumah dan bangunan, serta membuat ratusan jiwa kehilangan tempat tinggal.
Ketua PMI Nunukan, Saddam Husein mengungkapkan, pihaknya tak hanya fokus pada penyaluran bantuan logistik dan finansial, PMI Nunukan juga melaksanakan layanan Psycho Social Support (PSP) atau dukungan psikososial bagi para korban, khususnya anak-anak yang dinilai paling rentan mengalami trauma.
“Program ini dilakukan untuk membantu memulihkan kondisi mental warga pasca bencana, sehingga mereka dapat kembali beraktivitas dengan lebih tenang,” ujar Saddam pada Rabu, 24 September 2025.
Dalam pelaksanaannya, PMI Nunukan melibatkan tiga relawan terverifikasi yang memiliki keahlian khusus di bidang dukungan psikososial. Relawan tersebut menggelar beragam aktivitas yang menyenangkan sekaligus mendidik, seperti mengajak anak-anak bermain bersama, membagikan buku bacaan, hingga melakukan pendekatan moral yang bersifat menenangkan.
“Target dari layanan PSP ini adalah 107 kepala keluarga dengan total 314 jiwa. Anak-anak menjadi perhatian utama kami karena mereka biasanya mengalami trauma yang lebih mendalam. Melalui berbagai kegiatan, kami ingin mengurangi beban moral mereka agar tetap semangat belajar meski dalam situasi yang tidak mudah,” jelas Ketua PMI Nunukan, Saddam Husein.
Saddam menuturkan, bencana kebakaran tidak hanya merusak secara fisik, tetapi juga meninggalkan luka batin yang tidak kalah berat. Anak-anak yang kehilangan rumah, barang berharga, hingga ruang bermain mereka kerap dilanda ketakutan dan kegelisahan. Karena itu, dukungan psikososial sangat penting untuk mengembalikan keceriaan mereka.
“Anak-anak adalah generasi penerus. Kami tidak ingin trauma ini mengganggu perkembangan dan semangat belajar mereka. Semoga dengan pendampingan ini, mereka bisa kembali tersenyum dan melupakan sejenak kesedihan akibat musibah,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris PMI Nunukan, Ilham Bahar, menekankan bahwa kegiatan seperti ini merupakan wujud nyata dari solidaritas kemanusiaan, terlebih Nunukan berada di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia yang kerap menghadapi tantangan tersendiri.
“Selain memberikan bantuan materi, kami juga ingin hadir secara emosional di tengah masyarakat. Kehadiran PMI bukan hanya untuk memberi bantuan darurat, tapi juga untuk mendampingi korban sampai mereka benar-benar pulih,” ujar Ilham.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya PMI dalam memperkuat rasa kebersamaan di masyarakat. “Bencana bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Karena itu, solidaritas adalah kunci agar kita mampu bangkit bersama,” katanya.
Melalui berbagai kegiatan pemulihan psikososial ini, PMI Nunukan berharap kondisi fisik maupun mental para korban kebakaran dapat segera pulih. Saddam menegaskan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait untuk memastikan seluruh korban mendapat perhatian yang layak.
“Kami ingin keberadaan PMI bisa menjadi penggerak solidaritas kemanusiaan di wilayah perbatasan, sekaligus memastikan bahwa masyarakat yang terdampak tidak merasa sendirian. Ini adalah tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya.
Penulis: Ryan Rivaldy | Editor: Akbar